Saturday 16 December 2017

Pengertian Simbiosis, Predasi, Kompetisi


I.    Interaksi Antarindividu dalam Komunitas
Bentuk interaksi di antara individu lain jenis dapat berupa simbiosis, kompetisi, predasi, parasitisme, komensalisme, dan lain-lain.
A.    Interaksi Simbiosis
Simbiosis adalah interaksi yang sangat erat antarindividu dan lain jenis. Simbiosis dapat dibedakan menajdi beebrapa macam, diantaranya adalah simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
1.    Simbiosis mutualisme, yiatu interaksi antara dua individu ataupun populasi yang saling menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur tertentu dan jenis alga tertentu membentuk liken, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil-bintil akar tanaman berbuah polong, dan antara bunga dengan kupu-kupu.
2.    Simbiosis parasitisme, yaitu interaksi dua individu/ populasi dimana salah satu individu untung sedangkankan yang satu lagi rugi. Contohnya, benalu yang tumbuh di ranting pohon mangga dan cacing peru serta cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia.
3.    Simbiosis komensalisme, yaitu interaksi antara individu atau populasi, dimana yang satu untung sedangkan individu atau populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi. Contohnya, interaksi ikan remora kecil yang menempel pada penyu atau ikan hiu.

B.    Interaksi Predasi
Predasi adalah interaksi antarindividu ataupun populasi, dimana populasi yang satu memangsa populasi yang lainnya. Pemangsa disebut predator, sedangkan yang dimakan atau dimangsa disebut mangsa. Contohnya adalah rusa dimangsa cheetah. Interaksi predasi antarpopulasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi populasi predator dan mangsa. Misalnya, populasi kelinci hutan dengan pemangsanya yaitu kucing hutan. Mula-mula kelinci hutan berkembang biak karena kondisi hutan sangat menunjang untuk perkembangannya.
Saat itu, populasi hewan pemangsanya, yaitu kucing masih amat sedikit. Memungkinkan pertumbuhan kelinci menigkat. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya daya dukung terhadap kehidupan kucing. Karena daya dukung terhadap kehidupan kucing meningkat maka populasinya meningkat. Dampaknya, produktifitas kelinci terganggu sehingga pertumbuhan populasinya negatif. Dengan demikian, ketersediaan makanan kucing berkurang. Berkurangnya makanan menyebabkan populasi kucing menurun juga. Hal ini memungkinkan populasi kelinci menigkat lagi. Demikian seterusnya, sehingga terjadilah fluktuasi pertumbuhan kedua populasi yang berinteraksi predasi tersebut.


Gambar Yehezkiel Ginting ketika berkunjung ke Museum Rahmad Gallery di Medan
C.    Interaksi Kompetisi
Kompetisi atau persaingan terjadi apabila dua populasi menempati habitat dan nisia yangs ama. Bila dalam kompetisi tersebut ada salah satu pesaing yang kalah, maka pesaing yang kalah tersebut akan mati atau menyingkir dari arela tempat tinggalnya.

II.    Pola –Pola Interaksi
Kebutuhan hidup organisme diperoleh dari lingkungan biotik maupun abiotik. Sehubungan dengan hal tersebut, terjadilah hubungan timbal balik antara individu organisme dengan individu organisme lain atau individu dengan lingkungan abiotiknya. Dari hubungan timbal-balik tersebut, terjadilah hubungan saling ketergantungan atau interdependensi antarkomponen dalam suatu ekosistem..
Saling ketergantungan ini mencakup berbagai kebutuha hidup. Misalnya, kebutuhan akan berkembang-biak, makanan, mineral, energi, udara, air dan lain-lain. Kebutuhan tersebut diperoleh dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang langsung diperoleh dari udara, tanah, air dengan memakan makhluk hidup lainnya. Adanya saling ketergantungan tersebut menyebabkan di dalam suatu ekosistem terjadi rantai makanan, jaring-jaring makanan, aliran energi, aliran materi, dan terjadi siklus biogeokimia.
1.    Rantai makanan
Di alam semesta ini, hanya tumbuhan hijaulah yang mampu menyusun zat makanan. Zat tersebut berupa karbohidrat, disusun melalui proses yang disebut fotosintesis. Secara langsung maupun tidak langsung, semua organisme heterotrofik bergantung pada tumbuhan, karena zat yang diperlukan diperoleh dengan memakan tumbuhan. Sedangkan organisme yang tidak memakan tumbuhan, zat makanannya diperoleh dengan memakan organisme lain. Denagn cara memakan dan dimakan tersebut maka terjadilah perpindahan zat atau materi serta energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya yang disebut dengan rantai makanan.
Sebagai contoh, tanaman dimakan ulat. Selanjutnya ulat dimakan burung. Oleh karena itu, terjadilah aliran materi dan energi berturut-turut dari tanaman à ulat à burung.
Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf tropi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua yang terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasanya disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora.

2.    Jaring-Jaring Makanan
Pada hakikatnya, setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem merupakan sumber materi dan energi bagi makhluk hidup lainnya. Dan suatu kenyataan bahwa setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Hal ini terutama pada makhluk pemakan segalanya atau omnivora, seperti manusia, ayam dan lain-lain. Ayam tidak hanya memakan biji jagung saja tetapi juga memakan padi, cacing, belalang, jangkrik, dab lain-lain. Sebaliknya, ayam tidak hanya dimakan msuang saja tetapi juga dimakan manusia, elang dan lain-lain. Akibat dari semuanya itu maka di dalam suatu ekosistem, rantai-rantai makanan itu akan saling berhubungan satu sama lainnya sedemikian rupa sehingga membantuk seperti jaring-jaring. Itulah sebabnya disebut jaring-jaring makanan.





0 komentar:

Post a Comment

Yehezkiel. Powered by Blogger.